Minggu, 19 Februari 2012

Laporan biodiversitas


A.Judul praktikum   : Implikiasi penanaman Magrove Di Torosiaje
B.Tujuan                    : Ingin mengetahui penanaman Magrove yang baik
C.Dasar teori
Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjo yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Hutan mangrove juga merupakan habitat bagi beberapa satwa liar yang diantaranya terancam punah, seperti harimau sumatera (Panthera tigris sumatranensis), bekantan (Nasalis larvatus), wilwo (Mycteria cinerea), bubut hitam (Centropus nigrorufus), dan bangau tongtong (Leptoptilus javanicus, dan tempat persinggahan bagi burung-burung migran.
Beberapa jenis mangrove yang terkenal:
htn-baka.jpg (220111 bytes)- Bakau (Rhizopora spp.)
- Api-api (Avicennia spp.)
- Pedada (Sonneratia spp.)
- Tanjang (Bruguiera spp.)







Peran dan   manfaat hutan mangrove :
Ø  pelindung alami yang paling kuat dan praktis untuk menahan erosi pantai.
Ø  menyediakan berbagai hasil kehutanan seperti kayu bakar, alkohol, gula, bahan penyamak kulit, bahan atap, bahan perahu, dll.
Ø  mempunyai potensi wisata
Ø  sebagai tempat hidup dan berkembang biak ikan, udang, burung, monyet, buaya dan satwa liar lainnya yang diantaranya endemik.

Jika hutan mangrove hilang :
+ abrasi pantai
+ dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan
 +dapat mengakibatkan banjir
+ perikanan laut menurun
+sumber mata pencaharian penduduk setempat berkurang







D.Alat dan bahan
*      Alat
§  Kayu
§  Polibac
§  Tali
§  Sak
§                                                                         
*      Bahan
§  Tanah
§  Buah magrove
E.Langkah kerja                              
Rounded Rectangle: Menyiapkan lahan yang sudah siap di tanam mangrove.
 











G.HASIL PENGAMATAN
Adapun hasil pengamatan yang kami peroleh dari hasil konservasi yakni:
                                         





Gambar a. mangrove jenis api-api (Avicennia)
 






Gambar b.mangrove jenis Rhiszopora sp.





H.PEMBAHASAN
*      Deskritif tentang lokasi konservasi mangrove Di Torosiaje.Kab.Pohuwato
         Adapun lokasi tempat konservasi mangrove yakni berada di Torosiaje, tempat tersebut cukup baik banyak pepohonan disekitar jalan menuju ke lokasi tersebut,dimana tempat untuk mangrove yang sudah siap untuk penanaman,lahanya cukup baik,dan tanahnya pun lumpur.Hewan yang ada disekitar lahan tersebut ada kepiting,keong,burung, dan untuk bibit yang siap ditanam ada mangrove jenis Rhiszopora dan avesenia.

*     Penggenangan oleh air pasang

Bagian luar juga mengalami genangan air pasang yang paling lama dibandingkan bagian yang lainnya; bahkan kadang-kadang terus menerus terendam. Pada pihak lain, bagian-bagian di pedalaman hutan mungkin hanya terendam air laut manakala terjadi pasang tertinggi sekali dua kali dalam sebulan. Menghadapi variasi-variasi kondisi lingkungan seperti ini, secara alami terbentuk zonasi vegetasi mangrove; yang biasanya berlapis-lapis mulai dari bagian terluar yang terpapar gelombang laut, hingga ke pedalaman yang relatif kering.
Jenis-jenis bakau (Rhizophora spp.) biasanya tumbuh di bagian terluar yang kerap digempur ombak. Bakau Rhizophora apiculata dan R. mucronata tumbuh di atas tanah lumpur. Sedangkan bakau R. stylosa dan perepat (Sonneratia alba) tumbuh di atas pasir berlumpur. Pada bagian laut yang lebih tenang hidup api-api hitam (Avicennia alba) di zona terluar atau zona pionir ini.
Di bagian lebih ke dalam, yang masih tergenang pasang tinggi, biasa ditemui campuran bakau R. mucronata dengan jenis-jenis kendeka (Bruguiera spp.), kaboa (Aegiceras corniculata) dan lain-lain. Sedangkan di dekat tepi sungai, yang lebih tawar airnya, biasa ditemui nipah (Nypa fruticans), pidada (Sonneratia caseolaris) dan bintaro (Cerbera spp.).Pada bagian yang lebih kering di pedalaman hutan didapatkan nirih (Xylocarpus spp.), teruntum (Lumnitzera racemosa), dungun (Heritiera littoralis) dan kayu buta-buta (Excoecaria agallocha).

*     Perkembangbiakan

Adaptasi lain yang penting diperlihatkan dalam hal perkembang biakan jenis. Lingkungan yang keras di hutan bakau hampir tidak memungkinkan jenis biji-bijian berkecambah dengan normal di atas lumpurnya. Selain kondisi kimiawinya yang ekstrem, kondisi fisik berupa lumpur dan pasang-surut air laut membuat biji sukar mempertahankan daya hidupnya.Hampir semua jenis flora hutan bakau memiliki biji atau buah yang dapat mengapung, sehingga dapat tersebar dengan mengikuti arus air. Selain itu, banyak dari jenis-jenis mangrove yang bersifat vivipar: yakni biji atau benihnya telah berkecambah sebelum buahnya gugur dari pohon.
Contoh yang paling dikenal barangkali adalah perkecambahan buah-buah bakau (Rhizophora), tengar (Ceriops) atau kendeka (Bruguiera). Buah pohon-pohon ini telah berkecambah dan mengeluarkan akar panjang serupa tombak manakala masih bergantung pada tangkainya. Ketika rontok dan jatuh, buah-buah ini dapat langsung menancap di lumpur di tempat jatuhnya, atau terbawa air pasang, tersangkut dan tumbuh pada bagian lain dari hutan. Kemungkinan lain, terbawa arus laut dan melancong ke tempat-tempat jauh.
Buah nipah (Nypa fruticans) telah muncul pucuknya sementara masih melekat di tandannya. Sementara buah api-api, kaboa (Aegiceras), jeruju (Acanthus) dan beberapa lainnya telah pula berkecambah di pohon, meski tak nampak dari sebelah luarnya. Keistimewaan-keistimewaan ini tak pelak lagi meningkatkan keberhasilan hidup dari anak-anak semai pohon-pohon itu. Anak semai semacam ini disebut dengan istilah propagul.
Propagul-propagul seperti ini dapat terbawa oleh arus dan ombak laut hingga berkilometer-kilometer jauhnya, bahkan mungkin menyeberangi laut atau selat bersama kumpulan sampah-sampah laut lainnya. Propagul dapat ‘tidur’ (dormant) berhari-hari bahkan berbulan, selama perjalanan sampai tiba di lokasi yang cocok. Jika akan tumbuh menetap, beberapa jenis propagul dapat mengubah perbandingan bobot bagian-bagian tubuhnya, sehingga bagian akar mulai tenggelam dan propagul mengambang vertikal di air. Ini memudahkannya untuk tersangkut dan menancap di dasar air dangkal yang berlumpur.








I.KESIMPULAN
         Adapun kesimpulan yang di peroleh dari hasil konservasi mangrove yakni: Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di muara sungai, daerah pasang surut atau tepi laut. Tumbuhan mangrove bersifat unik karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut.






















DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2009. Prinsip-Prinsip Ekologi. Online. Tersedia di: http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi.
Anonym.. 2009. Habitat dan Relung. Online. Tersedia di: http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=4&doc=4a6






















LAMPIRAN DOKUMENTASI KONSERVASI MAGROVE









Gambar 1. Saat pengambilan bibit             
  
                                                           





Gambar 3.peserta dan Pembina foto bareng bersama teman-teman Untad jurusan biologi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar