Jumat, 29 Juni 2012

'' ''Dib4lik Cahaya''''


Ind4h Pagi menguasai alam...........
Dalam Redupnya bulan ................
Tak gapai kesempurnaan...........
Berjalan dalam Petualangan.........

Menuntun Cerahnya Bulan.........
Tak kuasa mata memandang.............
Dunia kegelapan kini menyilimuti.....
Alampun ikut berkata.................

Letakan kehangatan..........
Wujudkan Keharmonisan........
Satukan keinginan dan wujudkan karya...........
Dalam Merangkul kebenaran................


Pengaruh Fermentasi Ragi tape manis dari beras pulut putih


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Kata "beras" mengacu pada bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemprosesan hasil panen padi, oleh petani .
Nilai tambah dari produk fermentasi masih sangat kecil, tapi memiliki nilai social ekonomi yang tinggi di mata masyarakat.  Hasil pertanian  bukan hanya dilihat padi selain dari padi hasil pertanian yang diperoleh yakni, ubi kayu, gandum dan lain- lain yang masih banyak lagi untuk di kembangkan atau di konsumen.
Beras mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air. Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat, yaitu: amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang dan amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket. Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras, dimana beras tersebut bias diolah menjadi sebuah produk yang juga digemari oleh masyarakat Indonesia,yang menjadikan penemuan baru menjadikan fermentasi dari beras tersebut sebuah tape manis.  Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Didalam fermentasi sudah berperan mikroorganisme yang sudah sangat berperan dalam fermentasi yang mampu memacu fermentasi tersebut, sehingganya organisme sangatlah penting. Mikrobiologi merupakan organisme yang hanya dapat di lihat oleh mikroskop dengan perbesaran yang amat tinggi karena berukuran mikroskopis (1mikron:0,001), mikroorganisme terdapat dalam populasi yang sangat besar dan beragam terdapat hampir di sekitar lingkungan alam, habitatnya terdapat di air, tanah, udara, bahkan sebagai parasit pada setiap organisme, bentuk dan ukuran pun bermacam -macam, berbentuk batang (silindris), bentuk bulat (kokus), bentuk spiral (spirilium), tidak semua mikroorganisme bersifat merugikan tetapi banyak juga yang bersifat menguntungkan seperti saccharomyces yang terdapat pada ragi yang kami buat untuk pembuatan tape, Banyak hal yang perlu kita pelajari dalam mikrobiolologi karena segala sesuatunya terdapat dilingkungan tempat tinggal kita baik yang menguntungkan atau merugikan.  Oleh Sebab itu, adanya Bio Riset dan percobaan tentang  ilmu  Bioteknologi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dilakukan suatu penelitian dengan judul “Pengaruh fermentasi  ragi tape pada beras pulut putih”.

1.2  Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :  Apakah terdapat pengaruh fermentasi tape ragi pada beras pulut putih?
1.   3 Tujuan penelitian
            Tujuan dari penelitian ini yaitu : Untuk mengetahui pengaruh fermentasi tape ragi pada beras pulut putih. 
1.4 Manfaat penelitian
            Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini :
1.      Merupakan partisipasi penulis dalam memberikan kontribusi terhadap
pengembangan keilmuan, khususnya dalam bidang ilmu Bioteknologi
2.      Menambah wawasan yang luas dalam proses fermentasi ragi tape.
3.      Sebagai referensi bagi peneliti khususnya untuk mata kuliah Mikrobiologi.
4.      Bisa dijadikan Sebagai salah satu usaha dan menambah nilai ekonomis .


BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS


2.1 Beras Pulut atau ketan (Oryza sativa  L. )

Ketan merupakan salah satu vareitas dari padi yang merupakan tumbuhan semusim. Tumbuhan ini mempunyai lidah tanaman tumbuh kuat yang panjangnya 1 sampai 4 mm dan bercangkap 2. Helaian daun berbentuk garis dengan panjang 15 sampai 50 cm, kebanyakan dengan tepi kasar. Mempunyai malai dengan panjang 15 sampai 40 cm yang tumbuh ke atas yang akhir ujungnya menggantung. Mulai ini bercabang-cabang dan biasanya cabangnya kasar. Pada tumbuhan ini bulirnya mempunyai panjang 7 sampai 10 mm dengan lebar 3 mm. Pada waktu masak, buahnya yang berwarna ada yang rontok dan ada yang tidak. Buah yang dihasilkan dari tanaman ini berbeda ada yang kaya pati dan ini disebut beras, sedangkan buah kaya perekat disebut ketan. Menurut Steenis (1988), ketan adalah sejenis beras yang diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Graminales
Famili : Graminea
Genus : Oryza
Spesis : Oryza sativa L.
Beras ketan hampir seluruhnya terdiri dari pati (starch). Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu polimer senyawa glukosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300 unit D-glukosa, polimer linier dari D-glukosa membentuk amilosa dengan ikatan 1,4-glukosidik. Sedangkan amilopektin terdiri lebih dari 1000 unit glukosa, polimer amilopektin adalah terbentuk dari ikatan 1,4-glukosidik dan membentuk cabang pada ikatan 1,6- glukosidik (Poedjiadi, A., 1994). Amilosa bersifat sangat hidrofilik, karena banyak mengandung gugus hidroksil. Maka, molekul amilosa cenderung membentuk susunan paralel melalui ikatan hidrogen. Kumpulan amilosa dalam air sulit membentuk gel, meski konsentrasinya tinggi. Karena itu, molekul pati tidak mudah larut dalam air.
Berbeda dengan amilopektin yang strukturnya bercabang, pati akan mudah
mengembang dan membentuk koloid dalam air (Afrianti, H. L., 2007). Daya rekat beras ketan jauh lebih besar dari beras, hal ini sesuai dengan amilopekin yang lekat. Beras ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1 % pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat. Menurut Mulyadi dalam Prihatiningsih (2000), senyawa selain pati yang terdapat pada ketan adalah protein yang disebut oryzain. Kadar lemak dalam beras ketan tidak terlalu tinggi yaitu rata-rata 0.7 % dan kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam oleat dan asam palmitat serta untuk kandungan vitamin dan minerat sangat rendah. Vitamin yang terkandung dalam beras ketan adalah Tiamin Riboflavin dan Niasin. Sedangkan mineral yang terkandung dalam beras  ketan adalah besi, kalsium, fosfor, dan lain sebagainya. Beras ketan dibedakan  berdasarkan warnanya terdapat dua macam yaitu beras ketan putih dan beras ketan hitam.

2.2 Kandungan Gizi  dan Jumlah Beras ketan

Kalori 356 kal, Protein 2.02 gram, Lemak 0.9 gram, Karbohidrat 21.09 gram
Kalsium 2 mgr, Fosfor 8 mgr, Besi 0.14 mg, Vitamin B1 2.0 mcg , Air 76.63 mg.
2.3 Ragi
proses fermentasi merupakan hasil kegiatan beberapa jenis mikroorganisme yang memfermentasi bahan pangan, untuk menghasilkan perubahan yang diinginkan dapat dibedakan dari mikroorganismemikroorganisme yang menyebabkan kerusakan dan penyakit yang ditularkan melalui makanan. Dari mikroorganisme-mikroorganisme yang paling penting adalah bakteri pembenbentuk asam laktat, bakteri pembentuk asam asetat dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol.
Ragi tape adalah bahan yang dapart digunakan dalam pembuatan tape, baik dari singkong dan beras ketan. Menurut Dwijoseputro dalam Tarigan (1988) ragi tape merupakan populasi campuran yang tediri dari spesies-spesies genus Aspergilius, Saccharomyces, Candida, Hansenulla, dan bakteri Acetobacter. Genus tersebut hidup bersama-sama secara sinergis. Aspergillus menyederhanakan tepung menjadi glukosa serta memproduksi enzim glukoamilase yang akan memecah pati dengan mengeluarkan unit-unit glukosa,
sedangkan Saccharomyces, Candida dan Hansenulla dapat menguraikan gula menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lain sementara itu Acetobacter
dapat merombak alkohol menjadi asam. Beberapa jenis jamur juga terdapat dalam ragi tape, antara lain Chlamydomucor oryzae, Mucor sp, dan Rhizopus sp.
2.4 Fermentasi
Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinya mendidihkan, yaitu berdasarkan ilmu kimia terbentuknya gas-gas dari suatu cairan kimia yang pengertiannya berbeda dengan air mendidih. Gas yang terbentuk tersebut di antaranya karbondioksida (CO2). Fermentasi sebenarnya mengaktifkan pertumbuhan dan metabolisme dari mikroba membentuk alkohol dan asam, dan menekan pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik.
Beberapa hasil fermentasi terutama asam dan alcohol dapat mencegah pertumbuhan mikroba yang beracun didalam makanan, misalnya Clostridium botulinum . Apabila suatu mikroba ditumbuhkan dalam media pati, maka pati tersebut akan diubah oleh enzim amilase yang dikeluarkan oleh mikroba tersebut menjadi maltosa. Maltosa dapat dirombak menjadi glukosa oleh enzim maltase. Kemudian glukosa oleh enzim zimase dirombak menjadi alkohol, sedangkan alkohol oleh enzim alkoholase dapat diubah menjadi asam asetat.
Menurut Leni Herliani Afrianti (2004) fermentasi berdasarkan kebutuhan
O2, dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Fermentasi aerob (proses respirasi), yaitu disimilasi bahan-bahan yang disertai dengan pengambilan oksigen. Semua organisme untuk hidupnya memerlukan sumber energi yang diperoleh dari hasil metabolisme bahan pangan, di mana organisme itu berada Bahan energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh adalah glukosa. Dengan adanya oksigen maka mikroorganisme dapat mencerna glukosa menghasilkan air, karbondioksida dan sejumlah besar energi. Contoh : fermentasi asam asetat, asam nitrat, dan sebagainya.
2. Fermentasi anaerob, yaitu fermentasi yang tidak membutuhkan adanya oksigen, Beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen. Jadi hanya sebagian bahan energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi, karbondioksida dan air, termasuk sejumlah asam laktat, asetat, etanol, asam volatil, alkohol dan ester. Biasanya dalam fermentasi ini menggunkan mikroba yeart, jamur dan bakteri.
2.5. Faktor Yang Memprngaruhi Fermentasi

Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan hal yang sangat penting dalam ekosistem pangan. Beberapa faktor utama yang mempengaruhi sistem fermentasi oleh mikroorganisme meliputi: macam bahan (substrat), mikroba, derajat keasaman (pH), suhu, suplai makanan, waktu, air (H2O), dan kesediaan oksigen (O2).


2.6 Hipotesis
        Dalam penelitian ini penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :  Terdapat pengaruh  fermentasi ragi tape pada beras pulut putih .




BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian di laksanakan selama  3 hari, Penelitian dilaksanakan DiLaboratorium  Botani Jurusan Biologi.
3.2. Populasi dan Sampel
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan tape yang menjadi sampel penelitian.
3.3. Variabel Yang Diamati
 Variabel yang diamati dalam pengamatan ini adalah :
1.   Variabel bebas (X)   : Ragi Tape
2.   Variabel  bebas (Y) :Beras ketan
3.4. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok (RAL). yang terdiri atas 3 perlakuan dan 1 kali ulangan.
Kelompok A        : tape tanpa dibungkus
Kelompok B       : tape yang dibungkus dengan menggunakan daun pisang.
Kelompok C       : tape yang dibungkus dengan plastik

3.6  Teknik Penelitian
3.6.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sehubungan dengan penelitian ini yaitu mengamati langsung objek yang diteliti pada fermentasi tape dari beras pulut putih.
3.7  Menyiapkan Alat Dan Bahan
3.7.1 Persiapan
Tahap awal yang dilakukakan dalam penelitian ini adalah persiapan, meliputi penyediaan alat dan bahan.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pisau, Loyang, Dandang, Daun Pisang.
Bahan – bahan yang diperlukan adalah  Ragi, Beras Pulut Putih, Pewarna.
3.7.2 Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan pengamatan langkah awal yang dilakukan yakni, menyiapkan bahan dan alat – alat yang diperlukan, beras pulut yang sudah siap dimasak disiapkan sebanyak dua liter, setelah masak maka didinginkan selama 10 menit, kemudian menaburi ragi tape setiap perlakuan.
Setelah selesai maka melakukan pengamatan selama tiga hari setelah pembuatan, adapun pengamatan yang dilakukan yakni,melihat pH, aroma dan alkohol.
3.8  Parameter Yang Diamati
Dalam pengamatan ini ada beberapa hal yang akan menjadi parameter yang akan diamati pada fermentasi tape beras pulut putih yakni, pH, aroma dan alkohol.
3.9   Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan Uji F ANAVA untuk melihat pengaruh ragi tape pada beras pulut putih,  apabila terdapat pengaruh  maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT)












BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1  Deskripsi hasil penelitian dan pembahasan
Adapun hasil pengamatan yang kami lakukan selama tiga hari, dengan menggunkan metode penelitian eksperimen , yang terdiri dari 3 kali perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A. tanpa ditutup, perlakuan B. yang di bungkus dengan menggunakan daun pisang dan perlakuan yang C. yang dibungkus dengan plastik.
Tabel 1. Pengamataan pertama

Perlakuan
Tape tanpa dibungkus
Tape yang dibungkus dengan    daun pisang
Tape yang dibungkus dengan plsatik
pH
5
5
5
Aroma
*
*
*
Alkohol
*
*
*
Perlakuan
Tape tanpa dibungkus
Tape yang dibungkus dengan    daun pisang
Tape yang dibungkus dengan plsatik
pH
5
5
5
Aroma
*
++
+
Alkohol
*
+++
++
Perlakuan
Tape tanpa dibungkus
Tape yang dibungkus dengan    daun pisang
Tape yang dibungkus dengan plsatik
pH
5
5
5
Aroma
*
+++
++
Alkohol
*
+++++
+++
  

Untuk pengamatan pertama, sesuai dengan parameter yang diamati yaitu melihat pH, yaitu masih dalam kategori asam, dan untuk aromanya masih belum beraroma, begitu juga dengan alkoholnya belum ada, dan itu untuk semua perlakuan baik A,B dan C, untuk teksturnya perlakuan B dan C sudah larut kecuali dengan perlakuan A yang masih dalam bentuk ragi tape.
Tabel 2.Pengamatan ke dua

Untuk pengamatan yang kedua, perlakuan A, pH masih sama dengan pengamatan yang pertama,aroma manis, alcohol tidak ada, perlakuan B, pH juga sama masih asam, aroma sudah manis, dan alkoholnya sudah ada yang mulai tercium sangat keras, perlakuan C, pH  masih sama dengan pengamatan pertama, aromanya pahit dan busuk namun alkoholnya keras. Teksturnya untuk perlakuan A, masih padat, B dan C sudah melembek dan mencair.




Tabel 3.Pengamatan ke tiga

Untuk pengamatan yang ke Tiga, perlakuan A,pH masih tetap asam, aromanya sudah mulai asam pahit, dan bau busuk, alkoholnya tidak ada, perlakuan B, pH masih sama juga, aromanya sudah manis dan banyak air, perlakuan C,pH masih sama dangan perlakuan B, aromanya sudah bau busuk  dan alkoholnya sudah keras sekali namun mempunyai aroma yang pahit. Untuk teksturnya lembek dan banyak air.
            Adapun beberapa faktor yang menyebabkan pembuatan tape beras pulut ini dapat berlangsung tidak sempurna salah satu penyebabnya adalah peralatan yang kurang higienis dan ragi yang sudah lama (sudah kadaluarsa), dan dapat disebabkan juga oleh pencucian beras  pulut yang tidak bersih sehingga fermentasi tidak sempurna.Tapi, tape tersebut masih bisa di konsumsi dan masih terasa manis.
Adapun reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi tape yaitu :
Amilum/patiamilase matosa
2(C6H10O5)n + nH2O —-> n C12H22O11
Maltosa maltase glukosa
C12H22O11 + H2O —-> 2C6H12O6
glukosa alkohol
C6H12O6 —-> 2C2H5OH + CO2
Bahan baku dari pembuatan tape adalah beras pulut atau ketan .Tape beras pulut dibuat dengan proses fermentasi yang dibantu oleh ragi atau (bakteri saccharomyces cerivisiae) bakteri ini dapat merubah karbohidrat menjadi alkohol, dan karbon dioksida.
Dalam fermentasi tape terlibat beberapa mikro organisme yang disebut dengan mikrobia perombak pati menjadi gula yang menjadikan tape pada awal fermentasi terasa manis, yang menyebabkan tape beras pulut berubah menjadi alkohol karena adanya bakteri actobakter aceti (mengubah alcohol menjadi asam asetat).








4.2 Gambar hasil  penelitian selama 3 hari
Pengamatan pertama





Perlakuan A. tanpa ditutup                                perlakuan B.yang dibungkus dengan daun pisang.






                           Gambar C.yang dibungkus dengan plastic

Pengamatan kedua




     Gambar A. tanpa di tutup                           Gambar B.yang dibungkus daun pisang



Gambar C. yang dibungkus dengan plplastik

                                                                                   









     
        Gambar A. tanpa ditutup                  gambar B.yang dibungkus daun pisang







Gambar C. yang di bungkus dengan plastic






BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang kami peroleh dapat kami simpulkan bahwa, untuk pengamatan pertama sampai ketiga untuk  semua perlakuan itu hasilnya berbeda, untuk alkohol yang paling baik didapatkan yang dibungkus dengan daun pisang alkoholnya  sudah terbentuk dan cukup keras,  dibandingkan dengan yang dibungkus dengan plastik alkoholnya masih kurang, dan untuk pH tidak ada perbedaan dari semua perlakuan pH nya semua sama asam.
5.2 Saran
Adapun saran dalam penelitian ini diharapkan agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut  mengenai  fermentasi tape  dengan menggunkan bahan – bahan yang berbeda .




DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, H. L., 2004, Fermentasi, http://www.forumsains.com/index.php/topic,
783.msg2697.html diakses  11 Mei 2012.

Hasanah, Hafidatul. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Kadar Alkohol
Tape Ketan Hitam (Oryza sativa L var forma glutinosa ) dan
Tape Singkong (Manihot utilissima Pohl).Universitas Islam Negeri Malang.html diakses 12 Mei 2012.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, Jakarta: UI-Press.